Assalammu'alaikum wr.wb.
Pada kali ini Ryan Blogger akan meng-update tentang danau tondano yang dikepung tumbuhan eceng gondok. Dari pada nunggu lama langsung aja ya dibaca. ^_^ *Selamat Membaca*
MANADO, KOMPAS.com - Tiga tahun lalu, perairan di samping jembatan yang ada Sumaru Endo, salah satu lokasi wisata di tepi Danau Tondano itu masih dengan mudah bisa dilalui perahu bebek --salah satu wahana permainan air yang disediakan oleh pengelola.
Rabu (31/10/2010) kemarin, ketika Kompas.com kembali mendatangi lokasi indah ini dalam rangkaian Festival Danau Tondano 2012, wahana air itu sudah terparkir di atas daratan dan terlihat tidak terawat. Area yang dulunya menjadi tempat wahana air ini, kini tidak bisa lagi digunakan.
Enceng gondok menutupi seluruh permukaan air tempat wahana ini biasa dikayuh. Danau Tondano yang menjadi salah satu sumber air utama di Sulawesi Utara ini kini sedang kritis. Dulunya perairan terdangkal di danau terluas di Sulawesi Utara itu bisa mencapai 3 meter. Tetapi sendimentasi yang hebat telah menjadikan sebagian area perairan tersebut malah telah berubah fungsi menjadi lahan kering.
Berdasarkan catatan yang ada, pada tahun 1923 kedalaman danau Tondano rata-rata 40 meter. Tetapi pada tahun 2011 kedalaman rata-ratanya tinggal 12 meter. Ketika Zen dan Alzer mengukur kedalaman danau Tondano pada 1934, didapati angka 40 meter. Tetapi ketika pengukuran dilakukan kembali pada 1974 kedalamannya tinggal 28 meter.
Kemudian, pada 1992, saat Pusat Penelitian dan Pengembangan Air melalukan pengukuran, kedalaman rata-rata danau Tondano tinggal 23 meter. Pertumbuhan tak terkendali eceng gondok (eichornia crassipes solms) membuat hampir seluruh daerah pinggiran Danau Tondano tertutupi.
Diperkirakan lebih dari 200 hektar dari 4.278 hektar luas Danau Tondano kini telah tertutupi oleh enceng gondok. Dengan laju pertumbuhan 3 persen per hari, Danau Tondano benar-benar terancam kelestariannya.
Sejak tahun 2009 pada Konferensi Nasional Danau di Bali, Danau Tondano memang sudah dimasukkan dalam daftar 15 danau kritis di Indonesia. Berbagai upaya untuk mengangkat eceng gondok dari permukaan air danau Tondano pun sudah dilakukan, baik oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa maupun oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Demikian pula berbagai elemen masyarakat mencoba secara swadaya mengangkat eceng gondok tersebut. Jika upaya pengangkatan eceng gondok tersebut tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, dikhawatirkan danau ini satu saat akan menjadi kering.
Keringnya danau Tondano akan membawa dampak yang sangat besar, sebab danau ini juga menjadi sumber energi bagi PLTA Tonsea Lama dengan kapasitas produksi sebesar 14,4 Megawatt, PLTA Tanggari II sebesar 19 Megawatt serta PLTA Sawangan sebesar 16 Megawatt.
Di samping itu, pada sektor perikanan Danau Tondano mampu memproduksi 534 ton ikan air tawar. Kini disaat digelarnya Festival Danau Tondano yang merupakan hajatan tahunan Pemerintah Kabupaten Minahasa, Danau Tondanos seolah "menjerit" meminta perhatian karena sedang diserang eceng gondok yang semakin tak terkendali.
Gimana ni update terbaru Ryan Blogger ?? Mudah-mudahan kalian dapat mengetahui informasi yang terbaru sekitar negara yang kita cinta yaitu negara Indonesia. Semoga dapat bermanfaat bagi kalian yang telah membacanya.
Wassalammu'alaikum wr.wb.
Jadi pingin kesini ... danau terbesar di SuLut
BalasHapus@Cumi MzToroYah silahkan, tapi jika tidak diperbolehkan ma ortunya jangan maksa ya sob wkwk
BalasHapus